ANTANANARIVO - Madagaskar adalah negara paradoks. Meski cuma 400 kilometer dari lepas pantai Afrika, kehidupan di sana baru bermula 1500 tahun terakhir. Anehnya, kebanyakan wanita pada populasi pertama Madagaskar berasal dari Indonesia.
Para peneliti telah mengetahui bahwa, dari sisi bahasa dan budaya Malagasi modern ada hubungan antara Afrika dan Indonesia. Selanjutnya demi mengetahui ibu pendiri Madagaskar, Murray Cox dari Massey University diSelandia Baru menganalisis mitokondria DNA 266 Malagasi dan 2.745 orang Indonesia.
Diwartakan New Scientist, Rabu (21/3/2012), mitokondria DNA diwariskan dari garis keturunan ibu. Hasil penelitian terhadapnya menunjukkan bahwa populasi awal Madagaskar terdiri dari sekira 30 wanita usia reproduktif.
Dari jumlah tersebut, sekira 93 persen gen mereka menunjukkan hubungan dengan Indonesia. Populasi yang kecil menunjukkan kemungkinan mereka membangun koloni di Madagaskar setelah tidak sengaja melintasi samudra.
Cox mengatakan, teori penyeberangan Samudera Hindia yang terjadi tanpa kesengajaan ini memiliki pendahulu. "Dalam perang dunia kedua terjadi pemboman di sekitar Jawa. Ada banyak reruntuhan yang terdampar di Madagaskar. Termasuk yang selamat dalam rakit penyelamat," katanya.
"Jadi Anda bisa membayangkan, di Indonesia ada sebuah perahu yang tertiup angin dan sampai ke pulau itu," tambahnya.
Teori-teori awal menyarankan bahwa koloni pertama Madagaskar terjadi lewat perencanaan. Pasalnya, menurut mereka pulau ini membuat sebuah pelabuhan di jalan sutra (rute perdagangan kuno). "Kita perlu banyak memikirkan kembali ide-ide tentang bagaimana Madagaskar dihuni," kata Cox.
Peter Forster di University of Cambridge menunjukkan bahwa populasi awal tidak murni orangIndonesia. Menurutnya orang-orang pertama tiba di Madagaskar melalui kawin silang dengan orang Afrika.
Forster menunjukkan bahwa DNA orang Indonesia hanya sekira 60 persen dari populasi awal. Namun, ia hanya memperlajari lebih sedikit Malagasi, dan menganalisa bagian DNA yang lebih pendek. (fmh)
Para peneliti telah mengetahui bahwa, dari sisi bahasa dan budaya Malagasi modern ada hubungan antara Afrika dan Indonesia. Selanjutnya demi mengetahui ibu pendiri Madagaskar, Murray Cox dari Massey University diSelandia Baru menganalisis mitokondria DNA 266 Malagasi dan 2.745 orang Indonesia.
Diwartakan New Scientist, Rabu (21/3/2012), mitokondria DNA diwariskan dari garis keturunan ibu. Hasil penelitian terhadapnya menunjukkan bahwa populasi awal Madagaskar terdiri dari sekira 30 wanita usia reproduktif.
Dari jumlah tersebut, sekira 93 persen gen mereka menunjukkan hubungan dengan Indonesia. Populasi yang kecil menunjukkan kemungkinan mereka membangun koloni di Madagaskar setelah tidak sengaja melintasi samudra.
Cox mengatakan, teori penyeberangan Samudera Hindia yang terjadi tanpa kesengajaan ini memiliki pendahulu. "Dalam perang dunia kedua terjadi pemboman di sekitar Jawa. Ada banyak reruntuhan yang terdampar di Madagaskar. Termasuk yang selamat dalam rakit penyelamat," katanya.
"Jadi Anda bisa membayangkan, di Indonesia ada sebuah perahu yang tertiup angin dan sampai ke pulau itu," tambahnya.
Teori-teori awal menyarankan bahwa koloni pertama Madagaskar terjadi lewat perencanaan. Pasalnya, menurut mereka pulau ini membuat sebuah pelabuhan di jalan sutra (rute perdagangan kuno). "Kita perlu banyak memikirkan kembali ide-ide tentang bagaimana Madagaskar dihuni," kata Cox.
Peter Forster di University of Cambridge menunjukkan bahwa populasi awal tidak murni orangIndonesia. Menurutnya orang-orang pertama tiba di Madagaskar melalui kawin silang dengan orang Afrika.
Forster menunjukkan bahwa DNA orang Indonesia hanya sekira 60 persen dari populasi awal. Namun, ia hanya memperlajari lebih sedikit Malagasi, dan menganalisa bagian DNA yang lebih pendek. (fmh)